Tidak banyak perbedaan dari
sebelumnya, kali ini juga cukup cepat ia mengalir mengisi urat-urat. Mungkin
karena telah banyak belajar, satu persatu gejalanya sudah mulai bisa
diterjemahkan. Selazimnya, tetap terjadi tarik menarik disiplin ilmu, masing-masing
merasa yang paling berhak untuk mengolahnya. Sesekali muncul pertanyaan, apakah
ini akan berakhir seperti sebelumnya ataukah ada sequel nya. Pada hari kelima
ini, cukup kekar bagi seorang wanita untuk melawan. Naluri aneh dan tajam
sesekali hadir untuk membuat terang semua kejadian itu. Daktiloskopi adalah
ilmu baru yang diperoleh dari perjalanan ini. Yakinlah bahwa cerita ini cukup
membingungkan, tetapi ada satu nilai yang bisa diambil bahwa setiap langkah
kaki akan selalu ada ceritanya. Semakin jauh ia melangkah maka akan semakin
banyak tapak-tapak yang bisa ditulis dan dibagikan kepada semua orang. Pada
titik inilah pikiran murni mulai menyirami kekeringan asa. Masih banyak yang
harus dipoles sebelum bergegas. Kedewasaan diri, keberanian dan kecerdasan
masih perlu diolah. Masih terlalu rentan kaki ini untuk dibawa mengelilingi
ciptaanNya.
Inilah sepotong cerita untuk hari
yang singkat, namun mampu menggurat banyak raut. Bukan untuk dikomparasi,
tetapi hari inilah analogi ummul kitab untuk perjalanan 30 juz. Sungguh tiada
maksud mengumbar yang tertutup, tidak pula menghijab yang terlihat. Susunan
deret huruf ini hanya mencoba untuk menuangkan penjelajahan hati dan pikiran
sebagai bentuk penghargaan atas pengabdiannya. Tapi ia tidak akan pernah
berharap penghargaan atau malah penghinaan berlebihan datangnya dari anda,
cukuplah pergunakan hati dan pikiran anda untuk menata deretan huruf di kertas
hidup anda. Ia, anda dan mereka memiliki hak untuk itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar