Kamis, 10 Juli 2014

Potongan Catatan (1)



Tidak banyak perbedaan dari sebelumnya, kali ini juga cukup cepat ia mengalir mengisi urat-urat. Mungkin karena telah banyak belajar, satu persatu gejalanya sudah mulai bisa diterjemahkan. Selazimnya, tetap terjadi tarik menarik disiplin ilmu, masing-masing merasa yang paling berhak untuk mengolahnya. Sesekali muncul pertanyaan, apakah ini akan berakhir seperti sebelumnya ataukah ada sequel nya. Pada hari kelima ini, cukup kekar bagi seorang wanita untuk melawan. Naluri aneh dan tajam sesekali hadir untuk membuat terang semua kejadian itu. Daktiloskopi adalah ilmu baru yang diperoleh dari perjalanan ini. Yakinlah bahwa cerita ini cukup membingungkan, tetapi ada satu nilai yang bisa diambil bahwa setiap langkah kaki akan selalu ada ceritanya. Semakin jauh ia melangkah maka akan semakin banyak tapak-tapak yang bisa ditulis dan dibagikan kepada semua orang. Pada titik inilah pikiran murni mulai menyirami kekeringan asa. Masih banyak yang harus dipoles sebelum bergegas. Kedewasaan diri, keberanian dan kecerdasan masih perlu diolah. Masih terlalu rentan kaki ini untuk dibawa mengelilingi ciptaanNya.
Inilah sepotong cerita untuk hari yang singkat, namun mampu menggurat banyak raut. Bukan untuk dikomparasi, tetapi hari inilah analogi ummul kitab untuk perjalanan 30 juz. Sungguh tiada maksud mengumbar yang tertutup, tidak pula menghijab yang terlihat. Susunan deret huruf ini hanya mencoba untuk menuangkan penjelajahan hati dan pikiran sebagai bentuk penghargaan atas pengabdiannya. Tapi ia tidak akan pernah berharap penghargaan atau malah penghinaan berlebihan datangnya dari anda, cukuplah pergunakan hati dan pikiran anda untuk menata deretan huruf di kertas hidup anda. Ia, anda dan mereka memiliki hak untuk itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar