Minggu, 11 Januari 2015

SEPUTAR LPDP BIDIKMISI CUMLAUDE



Membuat tulisan ini sebenarnya sudah diniatkan ketika dalam perjalanan menuju Banda Aceh. Memang sih banyak banget tulisan di blog, facebook ataupun media lainnya mengenai seleksi beasiswa LPDP beserta tahapannya, namun tidak untuk LPDP Afirmasi jalur Bidikmisi Cumlaude yang notabene baru dibuka pertama kali pada tahun 2014 (jalur-jalur yang tersedia memiliki perbedaan, seperti sistem pembiayaan, sistem perjanjian pengabdian setelah menyelesaikan studi, dll). Saya sendiri belum memiliki gambaran ketika akan mengikuti seleksi wawancara LPDP Bidikmisi ini. Sebagai informasi saya hanya membaca testimoni dari mereka yang memilih jalur Umum. Kenyataannya setelah ikut seleksi ini, memang tidak terlalu banyak perbedaan kok antara Jalur Bidikmisi dengan Jalur Umum itu. Untuk detailnya berikut akan saya paparkan proses yang telah saya jalani niiiih.
Secara umum tahapan Seleksi Beasiswa BPI Jalur Bidikmisi terdiri dari:
1. Pemberkasan (Seleksi Administratif)
2. Wawancara dan Leaderless Group Discussion (LGD)
3. Program Kepemimpinan (PK) (sifatnya wajib bagi semua awardee)
4. Program Persiapan (jika belum mendapat LoA, dan sifatnya tidak wajib)
Sebenarnya, LPDP itu bukan nama beasiswanya loh, tapi nama lembaga yang mengelola beasiswa tersebut. Aslinya nama beasiswa itu adalah Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI), tapi kebanyakan orang (termasuk saya) nyaman banget nyebut beasiswa LPDP. Kalo mau verifikasi statement saya ini, pantengin aja web resminya gan (www.beasiswa.lpdp.depkeu.go.id)..hehehe.
Tahapan Pemberkasan tidak ada yang berbeda dengan jalur seleksi LPDP lainnya, kita hanya perlu mengikuti instruksi yang tertulis di website LPDP. Sehingga untuk mengerucutkan pembicaraan, kali ini saya hanya akan memaparkan pengalaman dalam tahapan kedua dari seleksi BPI (Wawancara dan LGD). Kebetulan saya mendapat lokasi seleksi di Banda Aceh (Universitas Syiah Kuala). Memang sih ketika pemberkasan saya memilih lokasi di Medan, tetapi karena jumlah pendaftar LPDP dari Medan tidak mencukupi kuota yang ditentukan Panitia Seleksi (kalau tidak salah minimal 50 pendaftar) untuk menjadi tuan rumah, maka saya terpaksa memilih antara Banda Aceh atau Jakarta. Dengan berat hati saya memilih di Banda Aceh karena lebih dekat ke Medan, tapi hikmahnya saya jadi memiliki teman baru (namanya Annisa Fithria: dari FE USU). Kami ternyata dari Universitas yang sama (tapi saya Fakultas Hukum) dan sama-sama mengambil Magister Dalam Negeri (Universitas Indonesia). Berasa nyaman banget karena ternyata dia seorang akhwat dan terjalinlah ukhuwah itu dalam hitungan hari. Terus dalam dua hari dua malam saya pun seperti menumpang hidup pada Annisa dan saudaranya di sana karena kebetulan saudara dekat saya tidak ada yang tinggal di Banda Acehnya. Beeeehh, ngelantur deh sayaa.
Intinya, dua hari di Banda Aceh kami habiskan untuk mengikuti kegiatan ini nih:
1. Verifikasi Berkas (penyesuaian berkas yang disertakan ketika proses pemberkasan dengan aslinya)
2. Wawancara
3. Leaderless Group Discussion (LGD)
Ketiga kegiatan ini dibagi sedemikian rupa sehingga dipastikan selesai dalam dua hari, akibatnya ada beberapa orang yang dapat selesai ketiganya (verifikasi, wawancara dan LGD) dalam satu hari, misal: si Ali mendapat jadwal Verifikasi pukul 08.30, Wawancara pukul 09.00 dan LGD pukul 10.00 di hari yang sama, betapa beruntungnya dia. Namun ada pula yang baru selesai seluruhnya (ketiga kegiatan tadi) di hari kedua termasuk saya dan Annisa.

VERIFIKASI BERKAS
Panitia menginformasikan bahwa verifikasi berkas dijadwalkan hanya pada hari pertama, bagi yang tidak melakukan verifikasi pada hari pertama maka dapat dipastikan ia tidak akan lulus dan terpaksa berhenti langkahnya untuk menuju tahapan berikutnya, cie ileeh seperti audisi apa gitu ya. Berkas yang diverifikasi dengan aslinya, yaitu: Ijazah, Transkrip Nilai, Sertifikat TOEFL, KTP, dan Surat Pernyataan. Nah loh berkas lainnya kemana? jangan khawatir berkas lainnya juga tetap bermanfaat, termasuk Essay kamu karena itu bisa jadi akan membantu dalam proses wawancara. Oleh karena verifikasi hanya dilakukan di hari pertama, maka rame banget yang datang (seluruh peserta seleksi).

WAWANCARA
Mungkin hal yang ditanyakan oleh intreviewer selalu berbeda-beda kepada setiap orang, namun pada intinya mereka selalu mengawali dari informasi umum mengenai kita. Pertanyaan-pertanyaan berikutnya akan berkembang dari statement yang telah kita paparkan. Setelah mendapat giliran masuk ke ruang wawancara, sontak keringat dingin muncul gan. Tidak seperti ketika masih di daftar tunggu. Sistem wawancaranya hampir sama dengan walk ini interview dalam wawancara kerja. Di ruangan itu terdapat sekitar 5 group pewawancara (lupa angka pastinya). Masing-masing group terdiri dari tiga orang, satu diantaranya adalah psikolog dan dua lainnya adalah dosen (kebetulah itu latar belakang pewawancara saya). Tidak ada ceremony aneh-aneh, begitu bertatap muka dengan pewawancara saya pasang wajah lugu dan senyum dan saya pun langsung dipersilahkan duduk. Pembicaraan diawali dengan pertanyaan yang merujuk kepada latar belakang jalur BPI yang saya ikuti. Hal ini karena yang mengikuti seleksi di Banda Aceh kali ini tidak hanya dari jalur bidikmisi, tapi juga Afirmasi lainnya. Secara berurutan, inilah pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan kepada saya:
  1. Kamu berasal dari daerah mana, apakah termasuk daerah 3T?? (tujuannya untuk memastikan jalur seleksi yang kita ikuti) 
  2. Dimana universitas tujuan kamu, kenapa tidak mengambil ke luar negeri? 
  3. Kenapa kamu bersedia jauh-jauh datang seleksi ke Aceh?
  4. Universitas mana yang menjadi tujuan kamu, kenapa UI, bukankah itu jauh dari orangtua? Apakah orangtua akan mengizinkan? (untuk pertanyaan ini ada teman saya yang katanya juga ditanyakan hal yang sama. Ternyata dalam wawancara kita boleh saja berubah universitas tujuannya sepanjang akreditasi jurusan yang dituju adalah A, apalagi itu direkomendasikan oleh pewawancara dan tentunya alasan perpindahan itu juga logis menurut mereka. Namun akan menjadi berbeda bila ingin pindah universitas setelah dinyatakan lulus seleksi, dimana akan diwajibkan untuk mengajukan surat permohonan pindah universitas kepada direktur LPDP). 
  5. Apakah motto bidikmisi, apa yang kamu pahami kenapa bidikmisi diberikan kepada kamu dan apa tanggungjawab kamu? (disini pewawancara ingin menekankan bedanya bidikmisi dengan 3T. Untuk jalur 3T, mereka memiliki kewajiban untuk kembali mengabdi ke daerah asal masing-masing setelah menyelesaikan studinya, namun tidak demikian untuk Bidikmisi). 
  6. Kamu mau menjadi apa, apa kontribusi kamu kepada negara? (ini sebenarnya ada kaitannya dengan visi dan misi LPDP itu sendiri, sama halnya dengan beasiswa lainnya pasti acuannya selalu tidak lari dari kesatuan ide calon penerima beasiswa dengan pemberi beasiswa). 
  7. Kenapa kamu tidak memilih menjadi dosen? Karena kamu tidak mungkin akan seimbang antara menjadi dosen dengan corporate lawyer? (pertanyaan ini muncul karena saya menjawab pertanyaan sebelumnya dengan keinginan untuk menjadi corporate lawyer. Namun ada keraguan para pewawancara bahwa jika akan menjadi lawyer maka saya akan cenderung berpihak pada perusahaan dibandingkan negara (yang telah membiayai saya kuliah). Disinilah tugas saya untuk meluruskan pemikiran tersebut.
 Sebelum wawancara berakhir, ibu psikolog dengan lembut menengahi pembicaraan saya dengan dua pewawancara lainnya. Saya menduga psikolog sedari tadi mengamati gerak mata dan raut wajah saya ketika mengemukakan pendapat (mungkin melihat dan menilai kepribadian saya). Sang psikolog kemudian dengan lembut berkata bahwa proses wawancara tidaklah sebatas adu argumentasi, tetapi pewawancara juga ingin membuka pemikiran dan wawasan calon penerima beasiswa. Statementnya itu, secara alami membuat saya mengeluarkan pernyataan bahwa, menjadi apapun nanti saya akan tetap pada patron idealisme yang saya pahami. Walaupun terkesan seperti pernyataan yang muluk-muluk, tetapi selama proses wawancara itu saya selalu berusaha untuk berbicara apa adanya dan juga terbuka terhadap kritikan yang konstruktif. Bahasa pasarannya mungkin seperti “Mupol” (baca: muka polos) kali yaa. Mungkin itu juga yang membuat para pewawancara menutup wawancara dengan tersenyum dan mempersilahkan saya meninggalkan ruangan. Sebelum keluar, saya menjabat tangan dari ketiga juri sambil tersenyum diiringi ekspresi berterimakasih karena telah menambah wawasan saya. Hal ini karena saya menganggap proses wawancara itu sebagai proses diskusi dan betukar pikiran dan itu manjur banget untuk membuang rasa deg-degan.

LEADERLESS GROUP DISCUSSION (LGD)
Saya masuk ke dalam sebuah grup yang berjumlah 6 orang, semuanya dari program Magister Dalam Negeri. Uniknya saya merasa paling cantik di grup tersebut karena sayalah perempuan satu-satunya. Begitu grup kami dipanggil, secara beriringan semua mengikuti bapak (baca:panitia) menuju ruangan yang telah ditunggu oleh seorang panitia lainnya. LGD diawali dengan penjelasan singkat instruksi oleh bapak tersebut. Waktu untuk LGD sebenarnya ada yang sampai 45 menitan, akan tetapi kami hanya diberikan waktu sekitar 20 menit (mungkin karena grup yang bontot kali yah).
Mekanisme diskusi sepenuhnya diserahkan kepada grup, kita hanya diberikan sekitar 3 menit untuk membaca sebuah isu yang disediakan. Setelah itu kita dipersilakan untuk berdiskusi dan menjawab pertanyaan yang disediakan terkait dengan isu tadi. Pada menit terakhir, satu orang perwakilan grup dipersilahkan untuk mempresentasikan hasil diskusi tadi.
Ada beberapa tips yang perlu diperhatikan dalam LGD:
1. Posisi (hak dan kewajiban) setiap orang dalam grup adalah sama, jadi pastikan kamu tidak terlalu mendominasi dan tidak pula terlalu diam
2. Kamu harus menunjukkan kebersamaan dalam grup tersebut dan menghargai pendapat satu sama lain
3. Tidak ada yang benar dan salah, mengakomodasi pendapat setiap orang akan lebih baik daripada terlalu mencari kesempurnaan sehingga pendapat yang lainnya seperti diabaikan (intinya sih kesepakatan bersama)
4. Jangan menunjukkan sensitivitas SARA
Mengingat proses seleksi yang cukup lama dan mengantri (lamanya itu saat menunggu giliran sih), maka ada baiknya jika kamu bawa buku bacaan atau yang lebih menyejukkan adalah Tilawah sambil menunggu. Bagi kamu yang suka membangun jejaring, ini juga saat yang tepat untuk berkenalan dengan banyak teman baru dari berbagai latar belakang. Ini juga penting nanti supaya bisa saling komunikasi terutama bertukar informasi mengenai LPDP (mis. Pengumuman, dll).
Nah, Alhamdulillah semua tahap seleksi sudah saya lewati. Sekarang tahap menunggu untuk jadwal PK dan Program Persiapan (jika ada, soalnya belum jelas nih). Disinilah uji kesabaran yang lumayan menantang. Barulah saya menyadari betapa oh betapa… jika digantung dan tanpa kepastian ini. Seleksi wawancara diadakan pada 30 September-1 Oktober 2014 dan pengumumannya pada 29 Oktober 2014 yang diumumkan via email. Setelah pengumuman sampai saat ini (11 Januari 2015) saya masih menunggu informasi selanjutnya dari LPDP.
Di tengah-tengah waktu luang inilah muncul pikiran untuk mengganti universitas tujuan ke luar negeri, sempat terbersit mau ke Belanda atau Inggris untuk menimba ilmu. Supaya lebih terbuka wawasan awak yakan. Yah seperti itulah dulu yah coret-coretnya.

Burung Indian burung cendrawasih
Cukup sekian dan terimakasih

26 komentar:

  1. Assalamu'alaikum, subhannalloh tulisannya bermanfaat banget. ^_^…
    Ukhti ana juga penerima bidikmisi mau coba beasiswa afirmasi.
    Kalau tahun 2015 dibuka lagi kapan ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumussalam..
      Alhamdulillah ukh :)
      Btw maaf nih baru nimbrung di blogg..
      Semoga tdk telat yah * telat bgt sih

      Oiya buka sepanjang tahun kok mba..
      Apakah mba udh daftar??

      Hapus
    2. Wa'alaikumussalam..
      Alhamdulillah ukh :)
      Btw maaf nih baru nimbrung di blogg..
      Semoga tdk telat yah * telat bgt sih

      Oiya buka sepanjang tahun kok mba..
      Apakah mba udh daftar??

      Hapus
  2. assalamualaikum.
    terimakasih infonya coret2 nya sangat membantu ohh iya mau nanya bedanya bidik misi cum laude dengan bidik misi biasa aja yah selain syarat cum laude? trus tau ga link untuk pendaftaran beasiswa lpdp afirmasi bidik misi tau gak? maksih, mohon informasinya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumussalam
      Maaf mba baru sadar kalo ada komen..udh lama nggak ngeblog soalnya.. telat banget nggak yah aku nge-balasnya :(

      Oya skrng udh ada perubahan mba, jadi nggak ada lagi syarat bidikmisi cumlaude (tapi IPK minimal 3,5) plus persyaratan lainnya (usia maks.35 thn, kriteria penghasilan, toefl 400, essay, rencana study, intake maks.6 nln stlh penutupan pendaftaran). Info selanjutnya kesini aja mba lpdp.kemenkeu.go.id

      Hapus
  3. mbak beasiswa afirmasi sama beasiswa bidikmisi itu sama atau beda ?? terima kasih mbak mohon balasannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Update terbaru LPDP bahwa beasiswa afirmasi mencakup:
      1. Masyarakat yg berasal dri daerah perbatasan n tertinggal, yg sebelumnya disebut daerah 3T
      2. Alumni Penerima Bidikmisi atau Kelompok masyarakat berprestasi dari keluarga miskin yang memiliki IPK Minimal 3.50, yg sebelumnya hanya untuk alumni bidikmisi
      3. Kelompok masyarakat yang telah berjasa membawa nama Bangsa Indonesia dalam bidang Olah Raga dan Seni Budaya baik di tingkat Nasional maupun Internasional.

      Artinya,Beasiswa LPDP mengakomodir lulusan Bidikmisi yg memenuhi syarat tsb, pun masih harus mengikuti tahapan seleksi Jalur Beasiswa Afirmasi. Jadi bisa dikatakan bidikmisi itu tidak sama dengan Afirmasi karena mungkin saja lulusan bidikmisi memilih Presidintial Scholarship atau BPI reguler yang juga disediakan oleh LPDP.

      info lebih lanjut bisa diakses di http://www.lpdp.kemenkeu.go.id/ atau download booklet beasiswa Afirmasi di http://www.beasiswa.lpdp.kemenkeu.go.id/

      Semoga bermanfaat,
      terimakasih telah berkunjung

      Hapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Coba Masnya baca di web ini.. Sangat lengkap kok

    www.lpdp.kemenkeu.go.id/beasiswa/beasiswa-afirmasi/

    BalasHapus
  6. Asslm...
    saya mau tanya, kakak ambil S2 jurusan apa ya... trims

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Teten: Saya kebetulan mengambil Program Magister Ilmu Hukum UI. Boleh Sharing

      Terimakasih atas kunjungannya,

      Hapus
  7. Mba.. untuk beasiswa afirmasi program studi tujuan harus akreditasi A apa tidak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setau saya akreditasi B mba minimal.
      kalau ada info terbaru nanti akan saya kabari lagi ya mba.

      Semoga bermanfaat,
      Terimakasih telah berkunjung

      Hapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. Assalamualaikum kak. Boleh nanya. Saya alumni bidik misi. Apakah jika saya mencoba daftar beasiswa lpdp alumni bidikmisi boleh ambil ke luar negeri? Syukron.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumussalam..maaf mba sudah lama tidak ngeblog
      Bisa kok mba :)

      Hapus
  10. Assalamualaikum kak. Boleh nanya. Saya alumni bidik misi. Apakah jika saya mencoba daftar beasiswa lpdp alumni bidikmisi boleh ambil ke luar negeri? Syukron.

    BalasHapus
  11. Assalamu'alaikum ukhti, tulisannya sangat bermanfaat bagi saya pribadi. Saya penerima bidikmisi tahun 2014. Saya niat melanjutkan s2. Boleh tanya, brp nilai toefl minimal nya? Lalu pengabdian apa yang di wajibkan para penerima bidikmisi setelah menerima beasiswa lpdp?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumussalam mba Anisa,
      minimal 400 mba utk mendaftar LPDP, tetapi nanti harus ikut Pelatihan Bahasa (PB) sebelum in take universitasnya.

      Kalau pengabdian tdk ada dijabarkan secara eksplisit mba, jadi kita bebas mengabdi sesuai dengan bidang keahlian dan passion kita sendiri.

      Hapus
  12. Assalamualaikum Kak mau tanya, saya alumni bidikmisi mau apply beasiswa afirmasi tapi ipk dibawah 3.5 diatas 3, bisa ga ya kak? Saya lihat juga ada beasiswa afirmasi dg prestasi international gitu, kalau ada pengalaman international bisa ya?

    BalasHapus
  13. Wa'alaikumussalam pipit,
    Sebelumnya terimakasih krn sudah berkunjung,

    Ketentuan utk afirmasi (alumni bidikmisi) strict IPK 3,5 kalau blm dpt LoA (Letter of Acceptance) dri Univ.tujuan. Artinya kalo mba pipit sudah diterima di univ.tujuan, syarat IPK itu jdi dikecualikan.
    Sementara kalo kriteria pengalaman internasional, saya kurang paham betul sih mba krn afirmasi (prestasi internasional) itu masuk olimpiade Sainsteg seni/budaya ngga mba?. kalo ya, berarti bisa dan ketentuan IPK minimalnya 2,75 (kalo jg blm memiliki LoA).

    Utk info lebih lanjut bisa cek dsini ya mba http://www.lpdp.kemenkeu.go.id/..
    saya jg menyertakan lampiran booklet panduan beasiswa afirmasi

    Semoga bisa membantu ya,
    Salam
    Arija

    BalasHapus
    Balasan
    1. ops...salah
      bookletnya sudah sy kirim via email ya mba,
      atau bisa didownload langsung dri web LPDP jg bisa.

      Hapus
  14. Kak, kalo utk beasiswa afirmasi khusunya bidikmisi, di booklet itu ada syarat khusus seperti bukti KK, surat keterangan penghasilan ortu, dll. Saya lihat di pendaftaran online belum ada tulisan utk melakukan submit berkas2 tersebut, yg saya ingin tanyakan apakah berkas2 tersebut kita bawa saat wawancara sama kayak surat berbadan sehat ?
    terima kasih Kak.

    BalasHapus
  15. halo kak, boleh minta kontaknya?
    kebetulan saya juga S1 Hukum dan rencana akan ambil S2 Hukum UI
    Trima Kasih banyak Mbak

    BalasHapus
  16. Assalamualaikum ka.. Saya Putri Mahasiswi Fakultas Hukum penerima Bidikmisi juga yang InsyaAllah mau mencoba mendaftar S2 LPDP Afirmasi Bidikimisi di UI.. Kalau berkenan, bolehkah saya meminta kontak kaka untuk memberikan informasi yang mendetail terkait Info LPDP Afirmasi Bidikmisi khususnya bagi saya yang S1 Ilmu Hukum juga. . Terima kasih banyak ka untuk bantuannya. .Mohon maaf mengganggu . Wassalamu'alaikum..

    BalasHapus
  17. Coin Casino Review ᐈ 100% up to €50 + 150 FS - CasinoNow
    Review of Coin Casino. Learn about the games, 온카지노 bonuses and หารายได้เสริม promos and 인카지노 see what's available in our detailed review.

    BalasHapus